Ritual yang di selenggarakan pada tiap 1 Tahun sekali sebagai
wujud rasa syukur masyarakat adat kasepuhan ciptagelar di kabupaten
sukabumi. Di mana masyarakat adat di kasepuhan ciptagelar menganggap
bumi adalah ibu yang dimana telah memenuhi segala kebutuhan kehidupan
masyarakat adat di sana. Dan mereka sangat mengutamakan hasil bumi
sebagai hal yang harus tetap di lestarikan dan di jaga keberadaanya. Dan
di saat ritual serentaun berlangsung maka semua kegiatan mengolah bumi
atau lebih tepatnya bercocok tanam untuk 1 bulan bahkan lebih di
istirahatkan atau demisioner dengan tujuan memberikan waktu pada bumi
untuk meregenerasi kandungan unsur haranya ( kandungan mineral dalam
tanah ), dari hasil sarasehan yang di bacakan oleh abah upat selaku
pembicara dari kasepuhan ciptagelar bahwa ada 8000 leuit ( lumbung padi)
yang terdapat di seluruh kasepuhan ciptagelar dan 200 leuit ( lumbung )
berisi padi kering, dan mengingat adanya krisis energi di kasepuhan
ciptagelar maka abah ugik selaku pemangku adat kasepuhan ciptagelar
berinisiatif menggunakan energi mikrohidro dengan mendapatkan bantuan
dari pihak luar.
Ritual yang di awali dengan di adakannya
pawai hasil bumi ( padi ) dan iring – iringan beberapa kelompok seni
dogdog glojor dari kasepuhan ciptagelar, dan di akhiri dengan ritual
peletakan padi dan beberapa hasil bumi di leuit sijimat di ikuti abah
ugik beserta istri dan beberapa pejabat setempat untuk beberapa saat
memanjaatkan doa – doa sebagai wujud rasa terima kasih atas berlimpahnya
hasil bumi di aksepuhan ciptagelar. Acara yang di laksakana sejak pagi
hari berakhir pada pukul 14.00 WIB dengan di ajaknya beberapa tamu
undangan untuk mengunjungi stand pamerah hasil karya serta hasil bumi
masyarakat adat kasepuhan ciptagelar.
Satu hal yang
menarik bagi kami adalah kearifan lokal masyarakat adat kasepuhan
ciptagelar untuk menghormati bumi yang mereka anggap sebagai ibu, bukan
hanya cara mengolah buminya akan tetapi juga bagaimana mereka meletakkan
hasil bumi serta bahan makanan pokoknya di tempat yang paling tinggi di
dalam rumah mereka, dan dari hasil panen yang tersimpan di dalam leuit (
lumbung ) bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka selama 1 ( satu ) tahun
kedepan seperti yang sempat di tuturkan oleh abah ugis suganda selaku
Pengurus Daerah AMAN SABAKI ( Satuan Banten Kidul).
(surti handayani)
Kamis, 11 April 2013
RITUAL SERENTAUN KASEPUHAN CIPTAGELAR
10.17
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)







0 komentar:
Posting Komentar