Kamis, 11 April 2013

RITUAL SERENTAUN KASEPUHAN CIPTAGELAR


Ritual yang di selenggarakan pada tiap 1 Tahun sekali sebagai wujud rasa syukur masyarakat adat kasepuhan ciptagelar di kabupaten sukabumi.  Di mana masyarakat adat di kasepuhan ciptagelar menganggap bumi adalah ibu yang dimana telah memenuhi segala kebutuhan kehidupan masyarakat adat di sana. Dan mereka sangat mengutamakan hasil bumi sebagai hal yang harus tetap di lestarikan dan di jaga keberadaanya. Dan di saat ritual serentaun berlangsung maka semua kegiatan mengolah bumi atau lebih tepatnya bercocok tanam untuk 1 bulan bahkan lebih di istirahatkan atau demisioner dengan tujuan memberikan waktu pada bumi untuk meregenerasi kandungan unsur haranya ( kandungan mineral dalam tanah ), dari hasil sarasehan yang di bacakan oleh abah upat selaku pembicara dari kasepuhan ciptagelar bahwa ada 8000 leuit ( lumbung padi) yang terdapat di seluruh kasepuhan ciptagelar dan 200 leuit ( lumbung ) berisi padi kering, dan mengingat adanya krisis energi di kasepuhan ciptagelar maka abah ugik selaku pemangku adat  kasepuhan ciptagelar berinisiatif menggunakan energi mikrohidro dengan mendapatkan bantuan dari pihak luar.

Ritual yang di awali dengan di adakannya pawai hasil bumi ( padi ) dan iring – iringan beberapa kelompok seni dogdog glojor dari kasepuhan ciptagelar, dan di akhiri dengan ritual peletakan padi dan beberapa hasil bumi di leuit sijimat di ikuti  abah ugik beserta istri dan beberapa pejabat setempat untuk beberapa saat memanjaatkan doa – doa sebagai wujud rasa terima kasih atas berlimpahnya hasil bumi di aksepuhan ciptagelar. Acara yang di laksakana sejak pagi hari berakhir pada pukul 14.00 WIB dengan di ajaknya beberapa tamu undangan untuk mengunjungi stand pamerah hasil karya serta hasil bumi masyarakat adat kasepuhan ciptagelar.

Satu hal yang menarik bagi kami adalah kearifan lokal masyarakat adat kasepuhan ciptagelar untuk menghormati bumi yang mereka anggap sebagai ibu, bukan hanya cara mengolah buminya akan tetapi juga bagaimana mereka meletakkan hasil bumi serta bahan makanan pokoknya di tempat yang paling tinggi di dalam rumah mereka, dan dari hasil panen yang tersimpan di dalam leuit ( lumbung ) bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka selama 1 ( satu ) tahun kedepan seperti yang sempat di tuturkan oleh abah ugis suganda selaku Pengurus Daerah AMAN  SABAKI ( Satuan Banten Kidul).

(surti handayani)

0 komentar:

Posting Komentar