Selasa, 30 April 2013

BAYANG - BAYANG YANG SETIA

Mencintai bayang - bayang bagi banyak orang adalah kebodohan dan hanya kegilaan saja, namun entah kenapa bayang - bayang itu selalu setia walau tersamar diantara awan - awan diangkasa, dan terkadang dia hadir dalam nyata. dia ada diantara  hembusan angin yang selalu datang membawa kabar entah suka atau duka dan tanpa lelah selalu menemani  jejak langkah dalam petualangan hidup yang tak pernah lepas dari kerikil dan batu.

Lama sebelum pasir waktu mengarahkan langkahku ke tempat yang berpohon beton dan berhias lampion, dimana tempat kemunafikan berlindung dari tatapan mata jalang, bayang - bayang itu tetap setia meneguhkan hati dan langkahku walau terkadang kemunafikan juga menghinggapi raga, sekuat mungkin menjauhi dan menepis bayang - bayang dari tatapanku namun yang ada dia tetap setia walau ribuan kemunafikan membungkusnya, satapak demi setapak langkah kaki menyusuri jalanan, dia tetap tersenyum walau terkadang senyuman itu menyayatkan ribuan luka.

Luka ketidak pastian, dan dia hanya bisa tersenyum seolah - olah luka itu adalah hadiah untuk kemunafikan yang sedang hinggap di dalam raga, cerita hidup terkadang tidak bisa di narasikan dan hanya bisa di nikmati seperti hadiah dari penggemar rahasia yang terkadang berisi gula - gula atau terkadang berisi petasan yang bisa mengejutkan siapa saja penerimanya. HIDUP itu MISTERI  yang jauh dari kata mudah di prediksi kehadirannya. namun bayang - bayang itu tetap setia dalam misteri yang juga menyelimuti kehadirannya.

Dan inilah realita dari sebuah cerita yang bukan seperti kisah opera sabun namun nyata adanya, walau harus ku akui bagaimanapun caranya bayang - bayang itu tidak boleh lagi ada atau hadir dalam bentuk nyata, seperti awan dan angin yang terus menyembunyikannya, semakin lama awan dan angin juga akan mengajak bayang - bayang itu pergi jauh dari mata, walau itu akan menyisakan kisah yang telah terukir. sejenak dalam jiwa terasa enggan untuk menyisipkan senyuman namun bayang - bayang itu selalu mengajakku bermain dalam angan dan dalam nyata, dan yang ku alami bayang - bayang itu tetap setia walau kelak pasir waktu akan mengajaknya berlalu.




Jumat, 19 April 2013

PENCARIAN

Kurapatkan jaket yang membungkus badan dan seolah tak mampu menghalau hawa dingin di lembah yang terkadang sarat dengan misteri, terdengar sayup ciliwung yang kadang menggemparkan orang banyak ketika limpahan meter kubik airnya mengalir dan bisa saja merendam ibu kota.

melangkah menyusuri jalanan kecil menuju rumah dimana tempat yang selalu ku tinggalkan sekian hari dan hanya menjadi tempat persinggahan dalam hari - hariku, kembali di ruang yang selalu setia menemaniku dalam sepi, dimana ruang yang berserak ini tak pernah mengeluh dengan ketidak setiaanku untuk selalu ada di dalamnya.

Sunyi yang kudapati di sepanjang lorong yang selalu ramai ketika muda - mudi bersenda gurau di beranda rumah seorang warga, terkadang rasa iri menyeruak ketika melihat keceriaan muda - mudi yang seolah tak pernah risau dengan pasir waktu yang berjalan tanpa perduli dengan cerita entah itu berhias pelangi atau hanya seonggok awan suram di hari - hari yang akan datang.

Disetiap langkah kaki tak pernah terlewatkan pencarianku, tentang cerita yang akan  hadir di depanku dan juga tentang cerita panjang dari puing - puing kisah masa laluku, tak lupa berusaha mencari secercah cahaya dari rembulan dan bintang yang sangat sulit untuk menampakkan wujudnya..

Disini, di kota yang terlalu indah walau tak seindah kampung halaman, seorang diri mengurai cerita hidup yang seolah tak mau di urai satu persatu, benang kusut kehidupan yang terkadang juga masih di kusutkan oleh hari dan hilangnya imaji, tanpa bisa kuhindari. sehari tak terasa hingga setahun menjalani kehidupan yang tercerai berai oleh keadaan, entah ini yang dinamakan perjuangan atau juga sebuah pengorbanan.

dan pencarian itu takkan pernah berhenti hingga ujung pasir waktu terhenti oleh lepasnya apa yang dinamakan nyawa,  berusaha bangkit dari keterpurukan dari perjalanan, berusaha tegar dalam pencarian dan meyakini kelak pencarian akan menemukan jawaban, "hai kenapa kau suka sekali pada bintang dan pelangi??" tanyaku dalam hati. dan diapun hanya bisa terdiam membisu menemani langkah kaki menuju ruang dimana tempatku bermimpi. "ya...memimpikan ujung pencarian dan menemukan pelangi di kaki langit".

( surty, 20 April 2013..Sempur - Bogor )


RUANG HAMPA

Dingin entah ini suhu tubuhku atau hawa di sekitarku
menusuk hingga ke tulang belulangku
seolah membekukan segala imajiku
temaram yang menyeruak di depanku

Hembusan angin yang setia menami langkahku
awan - awan yang menari seolah menertawakan pendritaanku
tanpa belas kasih menikam jantungku
asap yang membumbung tinggi tak memperdulikanku

Berada di Ruang hampa tanpa tahu apa mauku
tersudut di ujung ruang yang tak pernah sepakat denganku
beralih melihat sekitarku
hanya hampa dan sepi yang setia menemaniku

Beberapa onggokan kayu tanpa nyawa
tertata asimetris di dalamnya
mata dari burung hantu dari kayu yang nanar menatap sudutnya
tanpa nyawa namun setia
tanpa bertanya namun selalu ada


Rabu, 17 April 2013

PEREMPUAN DAN SAWIT



Kisah tentang perjuangan seorang Perempuan yang juga seorang ibu di Kalimantan tengah.

Ibu Mardiana seorang Perempuan adat yang tinggal di wilayah kalimantan tengah, beliau bekerja sebagai seorang perawat di salah satu Rumah sakit di Daerah Tamiang layang,akan tetapi dengan masuknya perusahaan SGM ( Sawit Graha Mandiri ) yang membuka lahan untuk sawit di wilayah Desa Sarapat, tanpa memperhatikan situasi dan keadaan masyarakat  adat di sana maka mulai timbul kekhawatiran – kekhawatiran. Di antaranya konflik antara masyarakat dengan perusahaan, karyawan perusahaan dan masyarakat adat di sana. Dan rusaknya sumber daya alam yang selama ini menjadi mata pencahariaan masyarakat adat di wilayah tempat tinggal ibu mardiana.
Mulai masuk ke hutan  bersama masyarakat adat dayak maya’an untuk melakukan perlawanan – perlawan terhadap arogansi perusahaan, dan melawan pelanggaran – pelanggaran yang di akibatkan setelah adanya kebun sawit di Desa Sarapat, ketika harus berhadapan dengan perusahaan SGM ( sawit graha mandiri ) usaha mereka juga menempuh jalur mediasi dengan pihak pemerintahan mulai dari tingkatan Kecamatan, Kabupaten,Propinsi hingga Nasional dengan di mendapat pengawalan dari Komnas HAM,dengan menghasilkan keputusan bahwa perusahaan SGM ( Sawit Graha Mandiri  ) dengan luasan 330 Ha, dari total 685 Ha hutan adat yang menjadi lahan sawit, di mana hutan adat ini di huni oleh masyarakat adat dayak maya’an di tiga belas titik, namun hingga kini keputusan tersebut belum terealisasi.
Dan pada tahun 2011  ibu mardiana memimpin upacara ritual adat bersama masyarakat adat dayak maya’an di tengah – tengah kebun sawit, dan usaha mereka mendapat perlawanan dari perusahaan sawit namun dengan segala daya upaya, mereka di ijinkan untuk melakukan ritual adat akan tetapi dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian, dan satpam perusahaan. Dan dalam setiap perjuangan beliau selalu mendapatkan tekanan serta ancaman dari pihak perusahaan, akan tetapi tidak menyurutkan langkah ibu mardiana untuk berjuang melawan perusahaan sawit, hingga hutan adat mereka di kembalikan.
Hingga saat ini ibu mardiana masih aktif bekerja di rumah sakit Kabupaten Tamiang Layang selalu mengalami intimidasi, dan mendapatkan ancaman – ancaman bahkan sempat juga beliau mendapat diskriminasi di tempat kerjanya, di pindah tugaskan tanpa pemberitahuan dari pihak rumah sakit tempat beliau bekerja. Namun setelah di lakukan negosiasi oleh AMAN Kalteng, beliau di pekerjakan lagi di rumah sakit tempat beliau bekerja.
Mengingat masyarakat adat selama ini masih tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan sosialisasi mengenai hukum – hukum serta kebijakan pemerintah, maka mereka mengalami trauma yang sangat berat ketika berhadapan dengan pihak perusahaan yang selalu berpatokan pada hukum negara maka masyarakat adat selalu di tindak pidana dan di kriminalisasikan, hal tersebut menimbulkan kecemasan, mengingat hanya hukum adat yang mereka ketahui.
Dan hal inilah yang menjadikan ibu mardiana dalam perjuangannya menggunakan strategi – strategi untuk menghindari pemberlakuan hukum serta kebijakan negara,  mengingat selama ini bagi masyarakat adat yang mereka ketahui dan mereka laksanakan adalah hukum adat, di mana dalam menyelesaikan setiap permasalahan selalu melalui musyawarah adat yang di pimpin oleh Hakim adat atau dewan adat, dengan tujuan untuk menghasilakan keputusan – keputusan bersama yang bertujuan memberikan efek jera pada pelaku tepatnya masyarakat adat tanpa mengkriminalisasikan mereka. Akan tetapi selama ini pemerintah selalu menafikkan atau sama sekali tidak menganggap hukum adat, demi kepentingan – kepentingan korporasi dan investor. Dan hal ini membuat semakin terdiskriminasinya masyarakat adat di indonesia.

Perempuan adat dan perkembangannya

www.aman.or.idhttp://www.aman.or.id/2013/04/16/perempuan-adat-dan-perkembangannya/

1 TAHUN PEREMPUAN AMAN

Tepatnya tanggal 16 April 2012 di bukit dukonolamo, tobelo halmahera utara, perempuan adat dari seluruh nusantara, delegasi dari anggota AMAN berkumpul untuk menyatukan visi dan misi dalam berjuang, dan di cerahnya suasana Temu Nasional Perempuan Adat, di Deklarasikan organisasi sayap AMAN untuk Perempuan Adat dengan Nama PEREMPUAN AMAN ( Persekutuan Perempuan Adat Nusantara AMAN ), dan Hari ini di Tanggal yang sama Tanggal 16 April 2013 PEREMPUAN AMAN genap berusia 1 Tahun, ibarat bayi yang terus belajar berjalan untuk bisa berlari menggapai tujuan bersama demi kedaulatan dan kesetaraan Perempuan adat dan Masyarakat adat di seluruh Nusantara.

Menapaki hari demi hari di tengah buramnya kisah negara yang tidak ada kata bijak terkuak, hanya siksaan dan tangisan yang selalu terdengar dari kaum perempuan demi mempertahankan wilayah adatnya dari jajahan kapitalis bertopeng manis. dan bukan lagi gula - gula yang di dapatkan oleh perempuan dat khususnya dan juga masyarakat adat pada umumnya.

dari semua kisah dalam perjuangan tak sedikit air mata, keringat dan darah yang mengiringi bukan hanya laki - laki namun banyak perempuan adat yang menjadi pemimpin gerakan untuk melawan segala bentuk penindasan dan perampasan hak mereka. 

Minggu, 14 April 2013

"KISAH"

Ada sebuah penggalan kebodohan yang bisa membunuh dan membinasakan semuanya, terkadang manusia tak pernah lepas dari kesalahan dan hanya penyesalan yang berada di ujung kisah.

Kamis, 11 April 2013

TUMBUH DALAM PERJUANGAN

Mereka hanya tahu akan arti hidup dari cerita, menjalani setiap inci perkembangan tubuhnya dari pergulatan waktu yang mereka lalui tanpa hangatnya pelukan di setiap sedih dan senyumnya, bukankah burung merpati yang terbang jauh pasti akan kembali untuk memberikan kehangatan pelukan sayap pada anaknya. walau terkadang merpati itu hanya memberikan suara kicauan dari kejauhan untuk menanyakan kabar tumbuhnya tubuh pada anak yang dia tingglkn di sarang sederhana pada sebuah ranting yang terlihat kokoh namun suatu saat akan patah.

Sarang yang sederhana namun mampu memberikan kehangatan yang melebihi kehangatan dari tebalnya selimut khasmir, dan ranting yang setia menjaga sarang dari hempasan angin, walau tak jarang merpati lain juga memberikan sayapnya pada anak yang sedang membutuhkan kehangatan induknya, pinjaman sayap yang sangat berarti membuat mereka merasa nyaman walau harus terpisah dari sang induk yang jauh terbang di antara pohon -pohon dan langit biru. induk yang selalu merasa lelah diantara rasa rindu akan pelukan dan genggaman erat jari  mungil anak di sarang tak jarang selalu menghentikan kepakan sayapnya sesaat untuk beristirahat dan membuang segala lelah yang mendera.

Hempasan angin terkadang membuat induk merpati seolah menyerah untuk terbang melintasi birunya langit, dan membuatnya berfikir untuk kembali ke sarang untuk sekedar menggenggam cakar - cakar mungil dari anaknya di sarang. namun keputus asaan yang terkadang singgah membuatnya harus mengumpulkan semua kekuatan untuk melanjutkan perjalanannya demi anak - anak yang selalu setia menunggu diantara tumbuh kembang tubuh mereka.  kicauan isi sarang sederhana membuat induk merpati kembali membulatkan tekad untuk tetap terbang dan terbang. keyakinannya hadir dari bisikan lembut anak yang tetap bersemangat untuk tumbuh dalam sarang sederhana.

Dan kelak merpati -merpati mungil yang tumbuh dalam pergulatan tanpa kehangatan pelukan sayap induk merpati itu akan belajar terbang dan segera mengikuti jejak - jejak sang induk dan hingga tiba dimana waktu membawa kepakan sayap mungil itu untuk terbang melintasi birunya langit dan akan hinggap di dahan tempat induk merpati membuat sarang ataukah sang induk yang tidak pernah mengajarkan anaknya terbang akan datang menjemput dan membawa meraka ke dahan tempat  sarang yang mungkin masih baru untuk di jadikan tempat bernaung dan bercengkrama dengan kehidupan baru.

"Mereka tumbuh dalam pejuangan mendapatkan arti hidup dan kebahagiaan walau terkadang rintangan kehidupan selalu datang mengitari sarang sederhananya, teruslah berlatih mengepakkan sayap wahai merpati mungil hingga kelak induk akan datang menjemput dan membawamu ke sarang di dahan kokoh untuk kembali membuka lembaran waktu kehidupan yang baru"

( surty, jakarta 12 April 2013 )




PEREMPUAN DI BALIK AWAN


Berkemas menuju tempat yang sama sekali tidak pernah terbayangkan olehnya ( perempuan ),sesekali melirik jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya, seolah - olah segala galau berkecamuk di fikiran dan hatinya serasa akan meledak saat itu juga. di sudut temaram dia terduduk menanti kendaraan yang akan mengantarkannya menyebrangi lautan menuju tempat persinggahan untuk melanjutkan perjalanannya.

sebelum mobil beranjak meninggalkan kotanya, dia sempatkan mengucapkan terima kasih pada seorang lelaki sahabatnya yang selama ini menjadi teman diskusi ringan di sela2 kesibukannya, ternyata hanya balasan yang sedikit menggores luka dan menambah daftar sedih serta penyesalan di hatinya."seharusnya aku tidak berpamitan ke dia" ( lelaki ) sambil memandang sendu dari balik jendela mobil,dan selalu terngiang dalam benaknya, dan penyesalan lah yang membuatnya tersadar akan kenaifannya.

sandaran kursi kendaraan yang mengantarnya sampai ke bandara menjadi saksi bergulatnya seribu tanya di hati dan gumpalan - gumpalan tanya di kepala si perempuan. hingga tak terasa sudah sampai di bandara,mencoba fokus pada perjalanannya saja, menghapuskan sedih dan sesalnya. hingga terduduk di sudut ruang tunggu sesekali bergumam dalam hati " seharusnya aku tidak mengirim pesan ke dia ( laki - laki ) hanya untuk berterima kasih kalau hanya seperti ini" dengan menghela nafas panjang.

tepat 1 jam tiba waktu keberangkatannya, di dalam burung besi dia berusaha melupakan rasa sedih  dan sesal yang sedang bergelayut, dengan harapan bertemu sahabat - sahabatnya bisa sedikit menghalau rasa itu. dari balik jendela burung besi dia memandang rangkaian awan dan hembusan angin di bawah langit biru.

sesekali terlihat gugusan gunung dan hamparan daratan serta luasnya bentang lautan yang terlihat dari balik jendela burung besi yang sedang melaju  di atas awan - awan, tak sedetikpun dia lewatkan dan di abadikan ke dalam benaknya, sesekali terucap " sungguh indah maha karyamu TUHAN" terdengar lirih di sela - sela helaan nafasnya.

2  jam  perjalanannya menembus rangkaian awan - awan di angkasa dengan deru mesin burung besi yang menemani, sampai juga di tempat yang dia tahu hanya dari Peta atau berita di televisi,semua pengaman yang mengikatnya selama perjalanan di lepaskan dengan bergegas dan berharap sahabat - sahabatnya sudah terlebih dahulu tiba, " adik apa kabar??" sambil berlari memeluk sahabatnya yang bernama "ayna", sambil bersenda gurau dan membuat kegaduhan kecil di lobi bandara dua perempuan itu pun saling berpelukan.

terasa penat dalam perjalanan dan harus menunggu bus jemputan yang akan mengatarkannya bersama rombongan ke suatu kota, membuat dia dan ayna berfikir untuk tiduran dan melantai di lobi adalah ide yang paling nyaman, walau sesekali terdengar riuh rendah tawa para sahabat yang lainnya karena juga merasa jenuh menunggu.kuarng lebih 2 jam bus jemputan pun datang dengan segera dua perempuan itu berlari kecil mencari tempat duduk yang strategis.

hingga tengah malam baru bus yang mengantarkan rombongan tiba di penginapan, dan kedua perempuan itu yang secara kebetulan satu kamar menuju tempat beristirahat untuk melepaskan penat, melihat jadwal kegiatan yang masih siang hari keduanya masih terlihat enggan untuk segera beranjak dari tempat tidur.

acara demi acara di lalui dan semua kesedihan di awal perjalanan sudah terlupakan, berganti dengan keceriaan di mana dia bersenda gurau dengan sahabat - sahabat dan memulai kisah - kisah dengan sahabat - sahabat yang baru di kenalnya, 2 hari melalui hari - hari di kota orang sedikit membuatnya ceria, dan di tambah lagi dia mendapatkan sahabat yang sangat dia kagumi, sahabat dari belahan samudera.

hingga suatu saat kegiatan berpindah ke tempat yang sangat indah, "NEGRI DI ATAS AWAN" perempuan itu membaca papan nama di gedung mungil dekat panggung acara, ibu tuti yang menjadi ibu kost selama beberapa hari di desa itu selalu tersenyum ketika melihat ulah jahil kedua perempuan itu, sosok yang sederhana dan bekerja sebagai tenaga pengajar di daerah atas awan ( puncak gunung ) membuat perempuan itu selalu bertanya."ibu apa yang membuat ibu tetap bersemangat?", mengingat lokasi sekolah yang berada di lembah dan kondisi jalanan yang naik turun bukit, tidak semua perempuan mampu menjalani hari - hari seperti itu, dan ibu tuti hanya menjawab singkat "di sini terdapat kedamaian dan harus ikhlas dalam pengabdian".

hari - hari berlalu, dalam langkah kecil bersama sahabatnya menyusuri jalanan ketika malam hari terlihat gugusan bintang - bintang dalam edar galaksi bima sakti, terlihat indah dan sangat damai walau tanpa sighnal untuk berkomunikasi, tetap di jalani dengan kebahagiaan, "aku merasakan inilah kehidupan sejati tanpa kekangan, tanpa pikiran dan tanpa aturan - aturan protokoler kehidupan" ,sembari terus berjalan melalui hari - hari dengan rangkaian kegiatan.

dinginnya udara tak membuatnya menyerah, terkadang sesekali menghampiri ibu tuti yang sedang memasak di tungku perapian, sungguh kehidupan yang sangat sederhana jauh dari moderenitas  melihat semangat ibu - ibu dari beranda rumah. walau berjalan dengan menyibak kabut di pagi hari dengan dinginnya udara yang menusuk hingga ke tulang tak menghalangi ibu - ibu beraktifitas, dan itulah yang membuat perempuan itu kembali bersemangat.

menyusuri lembah sembari bersenda gurau dan sesekali beraksi mengekspresikan kadar narsis dalam diri, membuat perempuan itu mampu kembali tegar menghadapi segala tantangan kehidupan sepulangnya nanti, sang waktu terus bergulir hingga tiba di mana semua harus di kemas untuk menuju tempat kelahirannya,ketika memeluk keluarga barunya di negeri atas awan membuat air mata perempuan itu menetes, dan dalam hati dia hanya bisa berkata "ibu suatu saat doakan bisa kembali memeluk kalian di sini, separuh dari bagian jiwanya sudah terpaut di gugusan gunung, dalamnya lembah dan putihnya awan desa ini".

tersimpan keelokan perempuan - perempuan tangguh, di balik awan tersingkap seribu tabir kisah perjuangan dan tersimpan sebuah kenangan indah yang sengaja di titipkan oleh perempuan itu pada kokohnya deretan pegunungan, hanya sesekali perempuan menatap gugusan gunung dan elang - elang yang melayang, menari - narikan kepakan sayapnya di angkasa, mengiringi perjalanan pulang.

hingga tiba saatnya perempuan harus melayang pergi meninggalkan sepenggal kisah indahnya, "sesampai di pesawat dia berharap semua kenangan yang tersisa akan musnah tersapu deru mesin burung besi ini", ratap perempuan. terasa sungguh berat kakinya melangkah hingga seruan untuk segera berangkat pun membuyarkan lamunanya. namun semua kesombongannya berakhir dengan deraian air mata, ketika dia menatap dari balik jendela burung besi.

tetesan air mata itu mengiringi perjalanannya kembali membelah bentangan awan - awan di angkasa dan deru mesin burung besi yang mengantarkan dia kembali ke kampung halamannya,"mampukah aku menghampiri kota ini" pertanyaan yang selalu terbersit di hati perempuan itu.mengkamlufasekan segala kesedihannya hingga sang surya berganti rembulan dengan alunan langkah seolah kepastian dalam pergulatan kehidupan, namun semua hanya impiannya untuk bisa berusaha tegar menghadapi tantangan, perempuan itu hanya bisa berucap" indahnya tersembunyi di balik awan".

Tahun berganti dan sang waktu yang terus begulir perempuan itu kembali menapakkan kakinya di kota yang telah memberikan berbagai kenangan, dan bertemu dengan sahabat yang selama ini hanya bisa dia ketahui kabar dari benda moderen bernama Hand Phone. kedatangannya bukanlah untuk mencari kisah indahnya namun kedatangannya hanya untuk mengikatkan tali persaudaraan. sesunting senyumnya sebagai tanda sang waktu telah memberinya jawaban pasti bahwa kisah indah itu hanyalah sepenggal dari perjalanan hidupnya, dimana kini perempuan yang selalu bersembunyi di balik awan - awan itu tetap meyakini bahwa "Kisah indah itu akan datang menghampirinya"

( Surty )

RITUAL SERENTAUN KASEPUHAN CIPTAGELAR


Ritual yang di selenggarakan pada tiap 1 Tahun sekali sebagai wujud rasa syukur masyarakat adat kasepuhan ciptagelar di kabupaten sukabumi.  Di mana masyarakat adat di kasepuhan ciptagelar menganggap bumi adalah ibu yang dimana telah memenuhi segala kebutuhan kehidupan masyarakat adat di sana. Dan mereka sangat mengutamakan hasil bumi sebagai hal yang harus tetap di lestarikan dan di jaga keberadaanya. Dan di saat ritual serentaun berlangsung maka semua kegiatan mengolah bumi atau lebih tepatnya bercocok tanam untuk 1 bulan bahkan lebih di istirahatkan atau demisioner dengan tujuan memberikan waktu pada bumi untuk meregenerasi kandungan unsur haranya ( kandungan mineral dalam tanah ), dari hasil sarasehan yang di bacakan oleh abah upat selaku pembicara dari kasepuhan ciptagelar bahwa ada 8000 leuit ( lumbung padi) yang terdapat di seluruh kasepuhan ciptagelar dan 200 leuit ( lumbung ) berisi padi kering, dan mengingat adanya krisis energi di kasepuhan ciptagelar maka abah ugik selaku pemangku adat  kasepuhan ciptagelar berinisiatif menggunakan energi mikrohidro dengan mendapatkan bantuan dari pihak luar.

Ritual yang di awali dengan di adakannya pawai hasil bumi ( padi ) dan iring – iringan beberapa kelompok seni dogdog glojor dari kasepuhan ciptagelar, dan di akhiri dengan ritual peletakan padi dan beberapa hasil bumi di leuit sijimat di ikuti  abah ugik beserta istri dan beberapa pejabat setempat untuk beberapa saat memanjaatkan doa – doa sebagai wujud rasa terima kasih atas berlimpahnya hasil bumi di aksepuhan ciptagelar. Acara yang di laksakana sejak pagi hari berakhir pada pukul 14.00 WIB dengan di ajaknya beberapa tamu undangan untuk mengunjungi stand pamerah hasil karya serta hasil bumi masyarakat adat kasepuhan ciptagelar.

Satu hal yang menarik bagi kami adalah kearifan lokal masyarakat adat kasepuhan ciptagelar untuk menghormati bumi yang mereka anggap sebagai ibu, bukan hanya cara mengolah buminya akan tetapi juga bagaimana mereka meletakkan hasil bumi serta bahan makanan pokoknya di tempat yang paling tinggi di dalam rumah mereka, dan dari hasil panen yang tersimpan di dalam leuit ( lumbung ) bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka selama 1 ( satu ) tahun kedepan seperti yang sempat di tuturkan oleh abah ugis suganda selaku Pengurus Daerah AMAN  SABAKI ( Satuan Banten Kidul).

(surti handayani)

BANYUWANGI ( SURGA DIUJUNG TIMUR PULAU JAWA )


Deburan ombak yang menyapa para nelayan di pagi hari seolah menjadi penyemangat untuk kembali beraktifitas, dan sinar mentari  seolah muncul dari laut yang membentang di antara pulau jawa dan bali. Dengan melimpahnya kekayaan sumber daya alam serta indahnya panorama  dan ramah para penduduknya tak salah jika Kota kecil diujung timur pulau jawa ini menjadi surga bagi para penduduknya, dimana tidak ada perbedaan antara suku asli dan pendatang dan pantas juga disebut dengan Miniatur Indonesia.
Kota kecil ini bernama Banyuwangi, atau banyak juga yang menyebutnya, bumi blambangan atau juga Sunrise Of Java dimana tepat hitungan waktu Indonesia Barat diawali. Perpaduan antara budaya asli dan budaya moderen terakulturasi dengan baik, sehingga Banyuwangi juga masuk disalah satu kota yang kaya akan ke khasan budayanya serta  bahasanya, untuk menuju Banyuwangi banyak jalur dan alat transportasi yang bisa digunakan, semisal naik kereta api, pesawat, bus, jika melalui jalur darat dan udara, hingga ferry jika melalui pulau Bali.

Banyuwangi memiliki banyak tempat – tempat yang bisa dikunjungi, mengingat banyaknya lokasi destinasi wisata yang di tawarkan, baik wisata alam maupun wisata budaya, dengan banyaknya spot wisata alam yang berada di Kabupaten ini menjadi kebanggaan bagi para penduduknya dan juga adanya wisata Budaya  Seni dan Tradisinya yang tidak pernah atau bahkan di jumpai di wilayah – wilayah lain yang tersebar diseluruh Nusantara.
Suku Using adalah suku asli yang menempati di tiga kecamatan, tepatnya Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Glagah dan Kecamatan Giri di  Kabupaten Banyuwangi, merupakan suku yang terkenal dengan kearifan lokalnya dalam  mengelola sumber daya alamnya, mereka terkenal dengan masyarakat agraris yang mayoritas penduduknya adalah petani.  Kearifan lokal yang tetap etrjaga hiingga saat ini menjadi salah satu kekayaan dalam segi budaya bagi Kabupaten Banyuwangi.

Berada di banyuwangi seakan – akan kita berada di tengah – tengah hutan belantara, sebelah barat gugusan gunung menjulang tinggi, selatan dan utara hutan membentang dan di sebelah timur selat yang menjadi pemisah pulau jawa dan pulau bali, dan sangatlah tepat jika banyuwangi juga dikatakan sebagai “SURGA DIUJUNG TIMUR PULAU JAWA”
Surti Handayani
Jakarta, 09 Januari 2013

PEREMPUAN AMAN Sukses Gelar TOT Perempuan Adat dan Pengambilan keputusan

Perempuan adat hingga saat ini masih merasakan keterkungkungan dalam dirinya untuk bisamengeskpresikan ide dan gagasannya, baik di rumah tangga, lingkungan(komunitasnya) hingga ke lingkungan publik yang lebih luas. Kondisi ini juga ditambah masih kurangnya kapasitas perempuan adat untuk menyadari hak dan kewajibannya dalam lingkup masyarakat atau bahkan dalam pribadinya sebagai perempuan adat.


Untuk menyikapi kondisi itu, pada tanggal 1 hingga 6 April 2013 lalu, tepatnya di Kasepuhan Ciptamulya, Kabupaten Sukabumi. PEREMPUAN AMAN (Persekutuan PerempuanAdat Nusantara AMAN) mengadakan ToT ( Training of Triner ) Perempuan Adat dan Pengambilan Keputusan. Pelatihan ini dihadiri oleh perempuan adat dari 4 RegionAnggota AMAN yaitu, dari region Jawa, region Sumatera, region Bali Nusra dan region Kalimantan. ToT Perempuan adat dan pengambilan keputusan untuk Nasional ini di selenggarakan merupakan rangkaian dari 2 pertemuan. Untuk pertemuan kedua akan diselenggarakan pada tanggal 8 – 14 Mei 2013 nanti, di  Toraja Sulawesi Selatan.
Sejak tiba di Ciptamulya peserta pelatihan langsung bersemangat untuk mengikuti semua proses. Mulai dari penyambutan Jaro (Kepala Desa) Sinar Resmi, paparan kegiatan oleh  sekretaris Pelaksana PEREMPUAN AMAN Ibu Surti Handayani, hingga sambutan dan pembukaan oleh Abah Hendri selakutokoh adat di kasepuhan ciptamulya.
“Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak fasilitator – fasilitator di tingkat region yang nantinya akan mengimplementasikan hasil Pelatihannya mulai dari Region, wilayah hingga komunitas asal mereka”, papar Surti Handayani.
Proses pelatihan dipandu ibu Mia Sicawati dan 3 fasilitator pembimbing yang membantu proses belajar yaitu Ibu Nur Amalia, Ibu rena Hendriyani, dan Ibu Devi Anggraini.
Selain peningkatan kapasitas “pelatih/trainer“, pelatihan selama 6 hari ini juga menghasilkan Rencana Tindak Lanjut untuk kegiatan Training di Region Jawa Bali Nusra, Kalimantan dan sumatera.